Apa yang harus dilakukan jika tersesat di gunung

Apa yang harus dilakukan jika tersesat di gunung? begini tips dari pendaki profesional

Mendaki gunung atau hiking telah menjadi salah satu hobi yang sangat digemari oleh banyak kalangan, terutama anak muda. Indonesia, sebagai negara yang dikelilingi pegunungan, menawarkan berbagai destinasi pendakian dengan pemandangan yang menakjubkan, mulai dari jalur pendakian di Gunung Rinjani, Semeru, Merbabu, hingga yang terkenal karena tantangannya seperti Gunung Kerinci dan Gunung Leuser. Tak heran jika banyak pendaki, baik pemula maupun profesional, tertarik untuk mencoba mendaki gunung – gunung tersebut.

Namun, kegiatan mendaki gunung juga tidak terlepas dari risiko, terutama risiko tersesat di alam liar. Tersesat di gunung adalah situasi yang bisa dialami siapa saja. Bahkan pendaki yang berpengalaman pun dapat tersesat jika tidak waspada atau tidak mengenal medan dengan baik. Lantas, apa yang harus dilakukan jika tersesat pada saat mendaki gunung? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan merujuk pada saran dari seorang penggiat alam terbuka sekaligus anggota Tim Jelajah 54 Taman Nasional Indonesia, Harley B. Sastha. Dalam pandangannya, ada beberapa langkah kunci yang bisa dilakukan untuk bertahan hidup saat tersesat di gunung dan menemukan jalan kembali.

Apa yang harus dilakukan jika tersesat di gunung

Apa yang harus dilakukan jika tersesat di gunung

Penyebab umum tersesat di gunung

Sebelum masuk ke tips yang lebih mendalam, penting untuk memahami beberapa penyebab umum mengapa seseorang bisa tersesat ketika mendaki gunung. Salah satu faktor utama adalah medan yang sulit dan cuaca yang tidak bersahabat. Kondisi medan pendakian yang bervariasi mulai dari jalur yang terjal, pepohonan lebat, hingga kabut tebal dapat dengan mudah membuat pendaki kehilangan orientasi.

Selain itu, kesalahan navigasi juga sering kali menjadi faktor utama. Tidak sedikit pendaki yang terlalu mengandalkan tanda – tanda jalur pendakian yang ada, namun sering kali lalai untuk mencatat tanda – tanda alam di sekitar. Tanda – tanda alami seperti batu besar, sungai, atau pohon besar sering diabaikan, padahal ini bisa menjadi penanda penting ketika tersesat. Terakhir, minimnya pengetahuan tentang navigasi dasar, seperti membaca peta topografi atau menggunakan kompas, dapat memperburuk situasi tersesat.

  1. Tetap tenang dan jangan panik

Hal pertama dan paling penting yang harus dilakukan ketika menyadari bahwa kita tersesat di gunung adalah tetap tenang. Rasa panik hanya akan memperburuk keadaan dan membuat kita tidak dapat berpikir jernih. Saat panik, banyak pendaki yang mengambil tindakan gegabah seperti terus bergerak tanpa arah, yang pada akhirnya malah semakin jauh dari jalur pendakian yang sebenarnya.

Menurut Harley B. Sastha, salah satu kesalahan umum yang dilakukan pendaki saat tersesat adalah tidak mampu mengendalikan emosi dan kepanikan mereka. Dalam situasi seperti ini, penting untuk segera berhenti, mengambil napas dalam – dalam, dan mencoba menenangkan diri. “Jangan panik, wajib tetap tenang. Duduk dan rileks. Tenangkan diri. Setelah itu sembari mengingat tanda – tanda alam yang kita lihat,” ujar Harley. Ketika kita tenang, otak kita akan bekerja lebih baik dalam mencari solusi dan mengingat detail jalur yang sudah kita lalui.

Jika situasi tersesat terjadi di malam hari atau cuaca memburuk, sebaiknya mencari tempat berlindung yang aman. Tidak ada gunanya melanjutkan perjalanan jika kondisi tidak memungkinkan. Mencari tempat untuk beristirahat akan membantu kita menghemat tenaga. “Cari tempat berlindung yang aman atau beristirahat, manfaatkan untuk menyimpan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan,” tambah Harley.

Selain itu, peralatan seperti jaket, sleeping bag, atau emergency blanket bisa sangat membantu dalam kondisi cuaca dingin di pegunungan. Menghemat tenaga dan menjaga tubuh tetap hangat adalah prioritas utama saat menunggu bantuan datang.

  1. Menghemat perbekalan yang ada

Perbekalan, baik makanan maupun minuman, adalah hal yang sangat penting saat tersesat di gunung. Dalam situasi darurat, kita tidak tahu kapan tim penyelamat akan tiba, sehingga sangat penting untuk menghemat semua sumber daya yang kita miliki. Segera setelah menyadari bahwa kita tersesat, cek perbekalan yang ada di dalam ransel kita.

“Cek lagi apa saja yang masih ada di dalam ransel kita. Misalnya makanan, minuman, alat penerangan seperti headlamp atau senter,” kata Harley. Penting untuk mengatur penggunaan makanan dan minuman sebijak mungkin. Hindari mengonsumsi terlalu banyak dalam satu waktu dan usahakan agar perbekalan bisa bertahan selama mungkin. Menghemat perbekalan akan memberikan kita waktu lebih lama untuk bertahan hidup hingga bantuan tiba.

Selain itu, jika perbekalan mulai habis, kita perlu memanfaatkan apa yang ada di sekitar alam. Pengetahuan tentang survival seperti mencari sumber air bersih, tumbuhan yang bisa dimakan, atau cara membuat perangkap sederhana untuk menangkap hewan bisa sangat membantu dalam situasi seperti ini. Oleh karena itu, sebelum mendaki, sangat dianjurkan bagi pendaki untuk mempelajari dasar – dasar bertahan hidup di alam liar.

  1. Meninggalkan jejak untuk orang lain

Jika kita memutuskan untuk bergerak dari tempat kita tersesat, sangat penting untuk meninggalkan jejak yang bisa dikenali oleh orang lain. Ini penting agar tim penyelamat atau teman – teman kita bisa melacak keberadaan kita. Meninggalkan jejak bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menandai jalur yang kita lewati, baik dengan membuat tanda di pohon, menumpuk batu, atau menggunakan pita atau kain yang kita miliki.

“Setelah itu, bila masih terus berjalan, tinggalkan tanda – tanda yang mencirikan diri kita, atau jejak yang bisa dikenali tim SAR,” kata Harley. Ini juga berlaku jika kita membawa alat – alat seperti pisau atau benda tajam lainnya, kita bisa mengukir tanda di pohon atau batu yang ada di sepanjang jalur.

Selain itu, jika memungkinkan, kita juga bisa menulis pesan di kertas atau benda lain dan meninggalkannya di tempat – tempat yang strategis. Pesan tersebut bisa berisi informasi tentang keadaan kita, ke arah mana kita bergerak, atau bahkan kondisi fisik kita. Hal ini akan sangat membantu tim penyelamat dalam memperkirakan posisi kita.

  1. Kembali ke titik awal atau titik terkenal

Jika kita merasa sudah berjalan cukup jauh namun tetap tidak menemukan jalan keluar, pertimbangkan untuk kembali ke titik awal di mana kita berpisah dari jalur atau rombongan. Ini adalah langkah yang lebih aman daripada terus berjalan tanpa arah yang jelas. “Kembali ke titik awal sebelum kita sadar sudah keluar dari jalur atau tersesat, tetapi setelah kita tenang,” jelas Harley. Dengan kembali ke titik yang kita kenali, kita memiliki peluang lebih besar untuk bertemu rombongan atau tim penyelamat.

Namun, jika tidak memungkinkan untuk kembali, pilihan lainnya adalah mencari tempat tinggi seperti bukit atau puncak terdekat. Dari ketinggian, kita mungkin bisa melihat jalur pendakian, tanda – tanda kehidupan, atau bahkan sinyal ponsel jika berada di area yang lebih terbuka.

  1. Menggunakan metode STOP

Salah satu metode yang sering direkomendasikan dalam situasi darurat adalah metode STOP: Site, Thinking, Observation, Planning. Metode ini membantu pendaki untuk tetap tenang dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi darurat.

  • Site (Duduklah): Ketika menyadari bahwa kita tersesat di gunung, hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti dan duduk. Jangan langsung bergerak tanpa perencanaan. Duduk akan membantu kita menenangkan diri.
  • Thinking (Berpikir): Setelah duduk, gunakan waktu untuk berpikir secara rasional. Jangan terburu – buru mengambil keputusan.
  • Observation (Observasi): Lakukan observasi terhadap lingkungan sekitar. Perhatikan tanda – tanda alam yang mungkin bisa membantu kita menemukan jalan kembali, seperti jejak pendaki lain, arah aliran sungai, atau perubahan topografi.
  • Planning (Perencanaan): Setelah melakukan observasi, buatlah rencana yang matang. Jangan gegabah dan pastikan setiap langkah sudah dipikirkan dengan baik.

Dengan menerapkan metode STOP, kita bisa mencegah tindakan gegabah yang bisa memperburuk situasi. Selain itu, berdoa dan tetap menjaga keyakinan juga penting agar mental kita tetap kuat dalam situasi tersesat.

Mendaki gunung memang memberikan pengalaman yang menantang dan penuh keindahan. Namun, seperti halnya petualangan lainnya, ada risiko yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah risiko tersesat. Dengan memahami langkah – langkah yang tepat, kita bisa lebih siap menghadapi situasi darurat seperti ini dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Ingatlah bahwa persiapan yang matang sebelum mendaki gunung, seperti membawa peralatan yang memadai, mempelajari jalur, dan memiliki pengetahuan dasar survival, adalah langkah pertama untuk menghindari situasi tersesat di gunung. Namun jika tersesat, tetap tenang, berpikir rasional, dan mengikuti tips yang telah dibahas akan sangat membantu kita menemukan jalan keluar.

Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu para pendaki dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Selalu berhati – hati dan siapkan diri dengan baik sebelum melakukan pendakian.

Posted in Tips & Trik and tagged , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *