Pengelolaan sampah organik rumah tangga

Pengelolaan sampah organik rumah tangga

Pengelolaan sampah organik sangat penting pada zaman modern sekarang ini. Karena sampah menjadi masalah utama seiring padatnya penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang terus bertambah. Sampah atau solid waste adalah benda atau zat dari sisa kegiatan manusia. Bisa berbentuk cair atau padat.

Ada dua jenis sampah yaitu sampah non-organik dan sampah organik. Sampah non-organik berarti sampah yang tidak bisa terurai. Indonesia menjadi salah satu Negara dengan jumlah sampah yang melebihi kapasitas atau overkapasitas pada tempat pembuangan akhir.

Indonesia terus menghasilkan sampah yang meningkat setiap tahunnya, sehingga menjadikan Indonesia sebagai Negara yang menghasilkan sampah terbanyak tingkat dunia kedua setelah china. Sampah Indonesia menyentuh 175.000 ton tiap hari, yaitu setara 0,7 kilogram tiap penduduk.

Pengelolaan sampah organik dapat mencegah pencemaran lingkungan. Pencemaran terjadi karena adanya banyak jenis sampah.

Pengelolaan sampah organik rumah tangga

Pengelolaan sampah organik rumah tangga

Sampah organik dari kegiatan rumah tangga berarti benda dari sisa kegiatan manusia. Contohnya, daun kering, sisa sayuran, sisa buah-buahan, dan lainnya. Semua sampah tersebut tidak berguna.

Sampai saat ini, sampah organik dari rumah tangga menjadi masalah. Sampah yang terus menumpuk menyebabkan pencemaran lingkungan. Sehingga, perombakan dalam sampah organik, terutama suasana anaerob berdampak pada bau kurang sedap.

Sampah organik juga mengandung protein tinggi, sehingga bau dapat meningkat. Dampak tumpukan sampah menyebabkan lingkungan kotor serta pemandangan kumuh. Timbunan sampah juga sarang bagi binatang-binatang seperti lalat, nyamuk, dan tikus. Serta, dapat mendatangkan penyakit.

Pencemaran lingkungan karena sampah organik

Sampah organik memang bukan masalah utama bagi kalangan masyarakat jika Anda membandingkan dengan sampah anorganik.

Perilaku manusia menyebabkan terjadinya peningkatan penghasilan sampah. Sehingga, manusia lebih cenderung menghasilkan sampah banyak diluar batas memusnahkan sampah itu sendiri.

Sampah yang paling banyak adalah dari industri rumah tangga. Selain itu, terdapat berbagai masalah lingkungan karena sampah organik dalam rumah tangga, seperti berikut:

  1. Pencemaran Udara

Sampah padat atau sampah organik membusuk mengeluarkan gas methan, gas CH4, serta CO2, dan karbondioksida. Gas tersebut juga mengandung berbagai senyawa yang dapat mengurangi kualitas udara, sehingga berpotensi menciptakan efek rumah kaca.

Dalam hal ini sangat mungkin karena gas-gas tersebut akan menyebabkan hujan asam serta meningkatnya suhu. Sampah organik membusuk juga dapat mengganggu kesehatan karena aromanya yang tidak sedap.

  1. Pencemaran Air

Ketika musim hujan datang dan air hujan turun mengenai, mencuci sampah padat akan menyebabkan pencemaran air. Hal ini bisa terjadi pada air tanah, sehingga sumber air yang semula bersih untuk kebutuhan sehari – hari jadi ikut terkontaminasi berbagai kandungan berbahaya akibat proses pencucian.

Apalagi jika terdapat bakteri jahat pada tumpukan sampah yang membuat air bersih jadi terkontaminasi akibatnya air bersih jadi keruh tidak dapat dipakai dan bau.

Jika ini terjadi, maka akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat sebab pencemaran air dari pengelolaan sampah organik yang tidak mendapat perhatian.

Berbagai sampah organik rumah tangga yang menumpuk karena membuang sampah sembarangan pada area got, sungai, dan saluran air juga menyebabkan bencana. Banjir adalah salah satu contohnya.

Membuang sampah-sampah rumah tangga secara sembarangan membuat sampah terbawa ke sungai, mengalir ke laut. Sehingga, keindahan laut jadi terganggu. Bahkan, ekosistem laut juga rusak karena pencemaran air.

  1. Sumber Penyakit

Pengelolaan sampah organik hasil rumah tangga sangat penting. Karena tumpukan sampah organik menimbulkan pembusukan, nantinya akan memancing binatang yang memicu penyakit datang seperti tikus, lalat, nyamuk dan kecoa.

Tumpukan sampah menjadai tempat yang nyaman bagi binatang tersebut dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Banyak orang akan mengalami diare, cacingan, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan lainnya.

Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk

Pupuk organik atau pupuk kompos merupakan sebutan dari berbagai jenis bahan organik, entah itu dari hewan atau tanaman, yang dirubah menjadi hara untuk tanaman.

Untuk pembuatannya, membutuhkan proses rekayasa, dapat berupa cair atau padat, untuk suplai bahan organik. Fungsi pupuk organik adalah untuk membantu agar sifat fisik, kimia, serta biologi tanah dapat meningkat.

Dari definisi tersebut, maka pupuk organik memiliki keunggulan pada kandungan C-organik. Inilah unsur pembeda yang membuat kandungan tersebut tidak ada dalam pupuk anorganik.

Mengapa lahan harus memperoleh bahan organik? Dengan memberi pupuk organik, maka Anda dapat memenuhi kebutuhan bahan organik supaya lahan lebih berkualitas. Waluapun, kandungan hara yang ada dalam pupuk organik lebih sedikit jika Anda membandingkannya dengan pupuk kimia.

Contohnya, pada sisa tanaman, unsur hara makro yang ada adalah:

  • Nitrogen sebanyak 0,7-2 persen
  • Fosfor sebanyak 0,07-0,2 persen
  • Kalium sebanyak 0,9-1,9 persen

Secara keseluruhan, pupuk organik memberikan peluang besar untuk membantu agar sifat fisik, kimia, serta biologi tanah menjadi lebih baik. Manfaat dari bahan organik adalah membantu supaya struktur dan kemampuan sangga tanah meningkat, sehingga dapat memperbaiki kemampuan tanah dalam menyimpan air.

Sedangkan secara kimia, maka pupuk organik berfungsi supaya daya sangga tanah lebih baik dalam menghadapi perubahan pH, mengurangi fiksasi P, serta memperbaiki kapasitas dalam tukar kation.

Bahkan, juga membantu karena berfungsi sebagai reservoir. Sementara itu, fungsi pupuk organik secara biologi adalah merupakan sumber energi untuk menunjang hidup mikroorganisme dalam tanah. Menurut Sanchez, tahun 1976, pupuk organik dapat membantu proses dekomposisi serta pelepasan dalam unsur hara yang ada pada ekosistem tanah.

Disisi lain, daerah perkotaan dengan tingkat penduduk  padat memiliki potensi sampah organik begitu tinggi. Proporsi sampah organik rumah tangga mencapai 78%.

Tahap membuat kompos organik

Berikut pengelolaan sampah organik yang tepat supaya limbah rumah tangga dapat menjadi kompos organik.

Pertama, siapkan satu tempat sampah hanya untuk sampah organik. Jangan sampai ada campuran sampah anorganik supaya sampah ini dapat terurai lebih cepat.

Selanjutnya, lakukan pengomposan. Cara membuat sampah organik menjadi kompos adalah dengan menggali tanah hingga kedalaman 40 cm. Anda dapat menggunakan drem atau ember seng sebagai tempat khusus.

Kemudian, masukkan sampah organik dalam lubang tersebut. Jangan lupa menutup lubang yang berisi sampah organik.

Siram bagian tanah yang terdapat sampah organik tersebut menggunakan air setiap sore hari. Balik sampah tiap 12 hari.

Lakukan pengomposan hingga 40 hari secara rutin. Atau, jika tidak rutin, Anda dapat melakukan pengomposan tiga bulan. Selanjutnya, buka pengomposan dan angkat, Anda sudah memperoleh pupuk kompos yang bermanfaat.

Sampah yang sudah menjadi kompos adalah pupuk yang sangat baik untuk tanaman.

Tantangan dalam pengelolaan sampah organik adalah kesadaran masyarakat. Masih banyak sekali masyarakat yang belum berpartisipasi aktif untuk mengolah sampah organik.

Untuk menjawab tantangan tersebut, maka akan lebih baik jika pemerintah juga berperan aktif dengan menyampaikan sosialisasi atau mengedukasi masyarakat.

Dengan memberi pelatihan bagaimana pengelolaan sampah organik, maka masyarakat mampu menghasilkan pupuk kompos yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Manfaat pengelolaan sampah organik menjadi pupuk

Pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga adalah pupuk organik karena proses pelapukan limbah organik. Pengomposan membutuhkan bantuan mikroorganisme decomposer atau juga populer dengan activator.

Ada banyak manfaat pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos, yaitu:

  1. Biaya penggunaan TPA dapat berkurang. Pemakaian TPA yang overcapacity tentu membutuhkan biaya dalam penanggulangannya. Sehingga, jika seluruh sampah organik dapat memperoleh perhatian besar untuk menjadi pupuk organik, maka daerah dapat memenuhi kebutuhan pertanian.
  2. Mengelola sampah organik akan membantu mengurangi tingkat pencemaran lingkungan. Sehingga, polusi udara, tanah, dan air juga dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
  3. Pengelolaan sampah yang terurai dari rumah tangga secara baik akan membantu membuka lapangan pekerjaan, dan menjadi sumber pendapatan. Sehingga, daerah yang menerapkan akan mampu membuka industri pada pupuk organik.
  4. Daerah dapat memiliki TPA sebagai tempat sekolah lapang. Menurut Zainal et al, tahun 2008, sekolah lapang tersebut dapat menjadi area untuk belajar mengelola sampah secara tepat.
  5. Bahan organik punya potensi besar agar dapat meningkatkan kualitas sifat fisik, kimia, serta biologi dalam tanah.

Pengelolaan sampah organik dalam bentuk pupuk kompos memang tidak bisa langsung Anda gunakan untuk memupuk seluruh tanaman. Sehingga, harus ada proses pengomposan.

Pengomposan adalah langkah wajib karena jika tanah memiliki cukup air dan udara, bahan organik yang terurai akan berlangsung cepat. Dalam hal ini, justru sangat menghambat proses pertumbuhan tanaman.

Selain itu bahan organik yang belum terurai masih memiliki struktur sangat kasar serta memiliki daya serap air sangat kecil. Jika langsung melakukan pembenaman, akan membuat tanah jadi remah.

Ada begitu banyak jenis sampah yang mengakibatkan pencemaran pada lingkungan, salah satunya adalah sampah organik, sampah ini dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga.

Sampai saat ini sampah organik hasil rumah tangga masih menjadi masalah dan membutuhkan perhatian yang sangat besar. Padahal jika masyarakat memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya menjaga lingkungan, sampah organik hasil rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk menjadi pupuk kompos.

Posted in Tips & Trik and tagged .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *